Koleksi Proyektil/Peluru
Jenis-jenis munisi kavaleri dari berbagai kaliber dan fungsi
A. MUNISI TANK LEOPARD
Laras 120 mm
Koleksi munisi untuk Main Battle Tank (MBT) Leopard 2 dengan laras 120 mm.
.png)
Munisi 120 mm HE (High-Explosive)
Adalah proyektil tank serbaguna yang digunakan oleh MBT (Main Battle Tank) seperti Leopard 2. Dirancang untuk menghancurkan infanteri, kendaraan ringan, dan struktur musuh, amunisi ini memiliki fuze dua mode yang memungkinkan ledakan langsung atau dengan tunda.
.png)
Munisi 120 mm APFSDS (Armor-Piercing Fin-Stabilized Discarding Sabot) P1A1
Adalah proyektil anti-tank berkecepatan tinggi yang digunakan oleh tank tempur utama (MBT/Main Battle Tank) seperti Leopard 2. Proyektil ini menggunakan energi kinetik untuk menembus lapisan baja tebal pada kendaraan lapis baja musuh.
.png)
Munisi 120 mm HEAT-MP (High-Explosive Anti-Tank Multi-Purpose)
Adalah proyektil tank yang dirancang untuk menghancurkan kendaraan lapis baja (APC, MBT), truk, dan bangunan musuh menggunakan shaped charge (muatan berbentuk) yang dapat menembus lapisan baja tebal.
B. MUNISI TANK SCORPION DAN PANSER TARANTULA
Laras 90 mm
Koleksi munisi untuk Tank Scorpion dan Panser Tarantula dengan laras 90 mm.
.png)
Munisi 90 mm HESH (High-Explosive Squash Head)
Digunakan untuk menghancurkan struktur beton, bunker, kendaraan lapis baja ringan, dan target personel. Ledakan menghasilkan gelombang kejut yang merusak permukaan target.
.png)
Munisi 90 mm HESH-T (High-Explosive Squash Head Tracer)
Sama seperti HESH, tetapi memiliki tracer untuk membantu pelacakan lintasan proyektil. Menggunakan bahan peledak composition A3 untuk dampak lebih besar.
.png)
Munisi 90 mm HEAT-T (High-Explosive Anti-Tank Tracer)
Digunakan untuk menghancurkan kendaraan lapis baja dan struktur musuh. Munisi ini menggunakan shaped charge untuk menembus baja tebal.
.png)
Munisi 90 mm APERS-T (Anti-Personnel Tracer)
Dirancang untuk pertahanan jarak dekat dari infanteri musuh dan memiliki efek ledakan fragmen besar terhadap personel.
.png)
Munisi 90 mm APFSDS (Armor-Piercing Fin-Stabilized Discarding Sabot)
Adalah proyektil anti tank berkecepatan tinggi menggunakan tungsten penetrator yang dapat menembus baja tebal hingga 100 mm pada jarak 1.500 meter.
C. MUNISI TANK AMX-13
Laras 75 mm / 105 mm
Koleksi munisi untuk Tank AMX-13 dengan laras 75 mm dan 105 mm.
.png)
Munisi HEAT-T (High-Explosive Anti-Tank Tracer)
Dirancang untuk menghancurkan kendaraan lapis baja, bunker, dan struktur pertahanan. Menggunakan shaped charge untuk menembus baja tebal dengan warna proyektil hijau.
.png)
Munisi HE (High-Explosive)
Digunakan untuk menyerang infanteri, kendaraan ringan, dan bangunan. Memiliki daya ledak tinggi untuk efek fragmentasi luas dengan warna proyektil hijau disertai tulisan TNT/HE.
.png)
Munisi HEAT-TP-T (High-Explosive Anti-Tank Target Practice Tracer)
Yang menyerupai HEAT, tetapi tidak memiliki bahan peledak. Munisi tersebut dilengkapi juga dengan tracer untuk membantu pelacakan lintasan proyektil.
.png)
Munisi BLANK (Amunisi Hampa)
Adalah munisi tanpa proyektil, hanya berisi bahan peledak untuk efek suara. Biasanya digunakan untuk latihan atau simulasi tembakan sehingga tidak berbahaya bagi target.
D. MUNISI PANSER V-150
Laras 90 mm
Koleksi munisi untuk Panser V-150 dengan laras 90 mm.
.png)
Munisi HE-CAN-90 (High-Explosive)
Dirancang untuk menghancurkan personel, kendaraan ringan, dan struktur musuh dengan daya ledak tinggi serta memiliki jarak efektif hingga 800 meter.
.png)
Munisi HEAT-T-CAN-90 (High-Explosive Anti-Tank Tracer)
Menggunakan shaped charge untuk menembus baja tebal pada tank atau kendaraan lapis baja dan dilengkapi dengan tracer untuk membantu pelacakan proyektil.
.png)
Munisi SMK-CAN-90 (Smoke)
Disertai dengan phosphorus putih, digunakan untuk menutupi pergerakan pasukan dengan asap tebal dan membatasi visibilitas musuh dalam pertempuran.
.png)
Munisi CAN-T-90 (Canister Anti-Personnel)
Mengandung peluru baja kecil yang menyebar saat ditembakkan, mirip dengan shotgun besar sehingga efektif melawan pasukan infanteri dalam pertempuran jarak dekat hingga 2.000 meter.
